Oleh : Siti Afinah Zahra (Bidang KSSD SAFF STAN)
Awalnya, saya sempat ragu-ragu ketika mendapatkan tawaran untuk mewakili SAFF dalam Temilreg kali ini. Pasalnya, saya nggak pernah sekalipun ikut kompetisi ekonomi Islam sebelumnya, ditambah lagi, deadline pengumpulan essay yang tinggal dua hari lagi menambah alasan saya untuk tidak berangkat. Namun, setelah berpikir ulang dan diyakinkan oleh seorang kawan, bahwa tujuan awal kami adalah silaturrahim dan boleh jadi, ini adalah saat-saat terakhir kami untuk memberikan sesuatu untuk SAFF dan untuk STAN, maka jadilah saya membulatkan tekad untuk berangkat. Alhamdulillah, Allah memudahkan jalan kami. Salah satu kawan satu tim saya, Aisyah, adalah anggota tim SOT (STAN Olympic Team) yang notabenenya sudah sering terlibat dalam kompetisi essay dan karya tulis. Juga, kawan saya yang satunya lagi, Diena, sangat luas wawasan ekonomi Islam nya. Bismillah, meskipun nggak tau mau mulai belajar dari mana, kami bertiga mendaftar sebagai satu tim dan satu-satunya tim dari STAN.
Awalnya, saya sempat ragu-ragu ketika mendapatkan tawaran untuk mewakili SAFF dalam Temilreg kali ini. Pasalnya, saya nggak pernah sekalipun ikut kompetisi ekonomi Islam sebelumnya, ditambah lagi, deadline pengumpulan essay yang tinggal dua hari lagi menambah alasan saya untuk tidak berangkat. Namun, setelah berpikir ulang dan diyakinkan oleh seorang kawan, bahwa tujuan awal kami adalah silaturrahim dan boleh jadi, ini adalah saat-saat terakhir kami untuk memberikan sesuatu untuk SAFF dan untuk STAN, maka jadilah saya membulatkan tekad untuk berangkat. Alhamdulillah, Allah memudahkan jalan kami. Salah satu kawan satu tim saya, Aisyah, adalah anggota tim SOT (STAN Olympic Team) yang notabenenya sudah sering terlibat dalam kompetisi essay dan karya tulis. Juga, kawan saya yang satunya lagi, Diena, sangat luas wawasan ekonomi Islam nya. Bismillah, meskipun nggak tau mau mulai belajar dari mana, kami bertiga mendaftar sebagai satu tim dan satu-satunya tim dari STAN.
Hari Sabtu, tepatnya pada tanggal 9 Maret 2013,
kami berangkat ke Universitas Gunadarma Depok untuk menjalani Babak Penyisihan
yang terdiri dari tes tertulis dan presentasi essay. Ada 26 tim dari 14 kampus
yang mengikuti babak awal ini. Alhamdulillah, babak ini kami lewati dengan
lancar, baik tes tulisnya maupun presentasinya. Masih dengan semangat
silaturrahim, kami pun tidak terlalu berambisi untuk menang. Kami hanya
berusaha untuk melakukan yang terbaik yang kami mampu.
Tanggal 10 Maret siang, kami diberi kabar oleh panitia bahwa kami lolos ke tahap berikutnya bersama sebelas tim lainnya. Agak kaget juga, walaupun tentu saja kami sangat senang. Babak selanjutnya adalah semifinal berupa Lomba Cerdas Cermat yang dilaksanakan pada tanggal 11 Maret, atau hari Senin esok hari. Disini kami mengalami dilema. Salah satu kawan kami, Aisyah, terbentur kuliah yang tidak bisa ditinggal. Sempat terpikir oleh kami untuk mengundurkan diri, tapi bismillah, akhirnya kami berdua (saya dan Diena) tetap melanjutkan perlombaan ini, dengan tetap bermodalkan niat silaturrahim dan nekat, hehe.
Izinkan saya untuk membagi sebuah hikmah yang
saya dapat pada babak semifinal ini. Awalnya, saya agak down ketika tahu bahwa
Aisyah tidak bisa ikut bersama saya dan Diena. Karena jujur, saya merasa dia
yang paling pintar diantara kami, sehingga ketika dia tidak hadir, saya merasa
kami akan kesulitan dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan saat cerdas cermat
nanti. Namun sesaat kemudian Allah menyadarkan saya bahwa saya keliru. Jika
saya berpikir demikian, berarti saya sudah bersandar pada makhluk, padahal,
tempat bersandar yang paling kokoh adalah Allah Subhanahu wa ta’ala. Kemudian
saya beristighfar, me-nol-kan diri, bahwa segala daya dan upaya hanyalah milik
Allah. Saya memohon kepada Allah agar kami dilancarkan dan agar kami nggak
malu-maluin STAN di cerdas cermat nanti, hehe.
Lomba cerdas cermat pun dimulai. Peserta dibagi
menjadi tiga shift, masing-masing shift diisi oleh empat tim. Kami ada di shift
kedua dengan tiga tim lainnya : STEI (Sekolah Tinggi Ekonomi Islam) Tazkia,
STEI SEBI, dan Gunadarma. Kami sepakat untuk menjalani babak kali ini dengan
lebih santai dari babak sebelumnya dan tidak mem-push diri kami sendiri untuk
meraih poin tertinggi. Alhamdulillah, ketenangan di awal membuat kami lebih
berkonsentrasi dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan dari juri. Dan lebih
alhamdulillah nya lagi, ternyata kami meraih poin tertinggi di shift 2 ini,
sesuatu yang sangat tidak kami sangka-sangka! Puji syukur hanya milik Allah.
Akhirnya, kami melaju ke babak final bersama dua tim lainnya, yang kedua-duanya
adalah tim dari STEI Tazkia.
Babak finalnya adalah konferensi mahasiswa.
Kami diberi satu tema untuk dipresentasikan di hadapan tiga juri dan tiga ratus
audience. Waktu yang diberikan oleh panitia dalam mempersiapkan materi kami
adalah dua hari. Tim STAN mendapat tema ‘Menuju Indonesia sebagai Pusat
Keuangan Islam dunia’. Sedangkan kedua tim lainnya mendapatkan tema seputar MEA
(Masyarakat Ekonomi ASEAN) dan ACFTA (Asiaan China Free Trade Area). Kami
berusaha mempersiapkan babak final ini dengan seoptima mungkin, termasuk dengan
mengundang teman-teman SAFF untuk menonton dan mengomentari presentasi kami
saat latihan.
Waktunya tiba. Hari Jum’at, tanggal 15 Maret
2013, kami berangkat menuju Universitas Gunadarma sekitar pukul setengah
delapan pagi. Setelah sampai disana, kami dan kedua tim lainnya melakukan
gladibersih terlebih dahulu sebelum acara dimulai. Acara yang sebenarnya
dimulai setelah Sholat Jum’at. Tim STAN mendapat kehormatan untuk melakukan
presentasi pertama. Kemudian dilanjutkan oleh presentasi dari Tim STEI Tazkia
2, dan terakhir oleh Tim STEI Tazkia 1. Selanjutnya, sesi tanya jawab dengan
juri berlangsung selama sepuluh menit dan sesi tanya jawab dengan audience pun
berlangsung selama sepuluh menit. Setelah semuanya selesai, kami diminta
menunggu di luar ruangan sebentar agar juri dapat melakukan penilaian.
Saat yang ditunggu pun tiba. Dengan jantung
berdebar, kami dipanggil kembali masuk ke ruangan. Dewan juri, yang diwakili
oleh Pak Rifki Ismal, membacakan hasil kesepakatan juri untuk urutan pemenang
pada Temilreg tahun ini. Alhamdulillah, tim STAN menjadi Juara III . Juara II
diraih oleh Tim STEI Tazkia 2, dan Juara I diraih oleh Tim STEI Tazkia I.
Subhanallah walhamdulillah, kami bersyukur kepada Allah telah melewati semuanya
dengan lancar. Walaupun tidak meraih juara pertama, niat awal kami untuk silaturrahim
dan mempersembahkan sesuatu untuk STAN telah terlaksana dengan baik. Malah,
Allah meberikan banyak bonus kepada saya dan kawan-kawan berupa tambahan ilmu
yang bayak, serta kawan baru dan pengalaman.
Ternyata benar, silaturrahim itu
melapangkan rizki, hehehe.
0 komentar:
Posting Komentar